Laman

Rabu, 29 Oktober 2014

LEBAH DAN LALAT

by : Prof. Dr. H. Imam Suprayogo
Dua jenis binatang makhluk Allah ini memiliki bentuk yang hampir sama, akan tetapi keduanya berperilaku yang sangat berbeda. Kedua jenis binatang yang dimaksudkan itu, satu adalah lebah dan satu lainnya lagi adalah lalat. Besar, warna dan bentuk kedua jenis binatang tersebut hampir-hampir sama. Akan tetapi perilakunya, benar-benar sangat berbeda.

Lebah hidupnya selalu dalam kebersamaan dan dalam ikatan organisasi yang rapi. Lebah seolah-olah membentuk suatu organisasi yang rapi. Di antara mereka terdapat pembagian tugas yang jelas. Terdapat pemimpin lebah, disebut dengan ratu lebah. Para anak buah diberikan pembagian tugas, sebagian bertugas sebagai mencari makan berupa madu, penjaga keamanan, pembuat rumah, penjaga anak-anak lebah termasuk juga ada sebagian yang bertugas menjaga keamanan sang ratu. Semua jenis tugas dilaksanakan oleh masing-masing dengan komitmen yang tinggi.

Makanan lebah adalah madu, karena itulah lebah selalu berada di tempat-tempat yang harum. Lebah hinggap dari satu bunga ke bunga berikutnya untuk mendapatkan butir-butir madu, dikumpulkan dan selanjutnya disetor ke induk organisasinya yang berpusat di rumah lebah. Madu yang telah dikumpulkan itu dikonsumsi bersama oleh seluruh anggota lebah. Pekerjaan mereka mengambil madu dari bunga satu ke bunga berikutnya, ternyata sekaligus memang diperlukan oleh setiap bunga. Kaki lebah yang hinggap di bunga itu, menguntungkan bagi tanaman, yakni membantu dalam proses pembuahan. Putik yang menempel di bulu kaki lebah tatkala hinggap di bunga akan terbawa dan
masuk ke benang sari bunga lainnya, sehingga pembuahan dapat berlangsung. Dengan demikian, lebah tidak saja mengambil madu untuk keperluan dirinya, melainkan kehadirannya memang diperlukan oleh bunga-bunga tersebut.

Rupanya, binatang ini hidupnya selalu memberi manfaat bagi makhluk lain dan tidak pernah membuat kerusakan, kecuali jika mereka diganggu. Bagi manusia, lebah memberikan manfaat yang besar. Mereka menghasilkan madu yang sangat baik untuk kesehatan. Umumnya orang yang berpenyakit tertentu dapat disembuhkan dengan minum madu asli. Begitu juga untuk menjaga kesehatan, orang dianjurkan selalu meminum madu dengan ukuran tertentu. Hanya sayangnya, tidak mudah mencari madu asli. Madu yang bagus oleh sementara orang yang tidak bertanggung jawab dicampur gula, agar jumlahnya mengembang dengan maksud agar mendapatkan untung lebih besar. Jasa baik lebah seringkali dimanupulasi oleh manusia yang sebatas cari untung sebanyak-banyaknya. Padahal dengan menempuh cara itu, khasiat madu menjadi berkurang. Lebah tidak pernah membuat kerusakan. Jikalau pun tokh lebah hinggap di ranting yang sangat lapuk, maka ranting tersebut tidak akan patah. Mereka benar-benar menjaga keutuhan lingkungan.

Antar sesama anggota lebah, mereka memiliki komitmen dan solidaritas yang amat tinggi. Lebah tidak mau diganggu. Akan tetapi, jika salah satu binatang ini disakiti dan apalagi sampai menjadikan seekor saja mati, maka pasukan lebah lainnya akan datang dan membelanya sampai berani mengakhiri hidupnya. Binatang tersebut akan melawan dengan cara menyengat, sekalipun dengan keputusannya itu, jarum penyengatnya yang dimiliki satu-satunya akan putus dan setelahnya akan mati. Lebah tatkala membela sesamanya, tidak akan tanggung-tanggung, akan dikorbankan dirinya sampai mati. Mereka berani mati membela sahabatnya sesama lebah. Prinsip kehidupan lebah, selalu berani membela kelompok sesama lebah hingga titik darah penghabisan. Karakter menarik lainnya, lebah selalu menjaga loyalitasnya sepanjang komitmen masih dipegangi bersama. Jika komitmen dilanggar, sekalipun oleh ratunya sendiri, kawanan lebah akan bubar, meninggalkannya dan mencari ratu baru, atau mengangkat ratu yang baru.

Berbeda dengan komunitas kampung lebah, adalah kampung lalat. Jenis makhluk ini tidak pernah kelihatan berorganisasi. Selamanya tidak pernah dikenal adanya ratu atau pemimpin lalat. Lalat tidak pernah menyusun organisasi dan pembagian kerja secara rapi sebagaimana lebah. Lalat selalu hidup sendiri-sendiri, mencari makan dan bertahan hidup sendiri. Mungkin dengan induknya sendiripun seekor lalat tidak pernah berkomunikasi. Jangankan berorganisasi, rumah tangga dan keluarga lalat pun tidak pernah dikenal. Jika dalam tulisan ini disebut dengan istilah kampung lalat, sesungguhnya masyarakat lalat tidak pernah ada, dan karenanya kampung lalat juga tidak pernah ada. Disebutkan istilah demikian sekedar dimaksudkan sebagai pembanding dengan lebah.

Jika lebah kehidupannya sehari-hari selalu berada di tempat-tempat bersih dan harum, yaitu di bunga-bunga yang indah, maka lalat sebaliknya. Lalat hidup di tempat-tempat yang jorok, berbau busuk, di tempat yang tidak disukai makhluk lain. Lalat selalu membikin semua orang jengkel. Dia mendekat, kelihatan jinak, menjijikkan dan jika diusir mereka pergi, tetapi sekejap lagi akan kembali. Selain menjengkelkan, lalat juga memang selalu membawa penyakit. Jika kaki lebah membawa manfaat untuk proses pembuahan bagi bunga-bunga yang dihinggapi, maka lalat selalu membawa penyakit dari satu tempat ke tempat lainnya melalui bulu kakinya itu. Selanjutnya, jika lebah memiliki solidaritas tinggi dengan sesama lebah akan membela satu sama lain, maka sangat berbeda hal itu dengan perilaku lalat. Lalat, selain tidak berorganisasi, tidak bersolider antar sesama, juga kelihatan selalu saling mematuk. Jika ada sesama lalat mati, mereka justru bergembira, bangkaianya setelah membusuk dimakan beramai-ramai, itupun dengan cara berebut. Ilustrasi perilaku kedua binatang yang sangat berbeda tersebut masih sebagiannya, tentu masih banyak kharakter lainnya yang belum diuangkap.

Mengakhiri tulisan ini, di akhir bulan Ramadhan, maka kita perlu sejenak merenung terhadap posisi kita sebagai makhluk Allah yang terbaik, yakni akhsanuttaqwim. Kita semua, di antara kedua jenis makhluk yang dijadikan bahan perbincangan dalam tulisan ini, sesungguhnya sedang berada di posisi mana. Tentu, tulisan ini tidak akan dilanjutkan, dengan mengurai perilaku manusia pada umumnya dan apalagi membandingkannya dengan kedua makhluk tersebut. Sebab perilaku manusia secara utuh telah dijelaskan oleh al Quran, di surat al Baqoroh dari awal hingga akhir. Sebagai contoh, di sana dijelaskan bahwa manusia selalu saling konflik, dan bahkan sebagaimana diduga oleh Malaikat, akan saling melakukan pertumpahan darah. Oleh karena itu, jika sekarang di negeri ini tidak sedikit terjadi konflik, saling menjatuhkan antar sesama pimpinan partai politik misalnya, sesungguhnya adalah persis sebagaimana yang telah diramalkan di kitab suci itu. Tetapi, keadaannya belum seperti lalat, binatang yang suka jika temannya sampai mati. Di antara mereka masih sebatas konflik, berebut kemenangan. Namun juga belum seperti lebah, yang selalu memberi manfaat bagi yang lain secara utuh. Selanjutnya, lagi-lagi untuk memahaminya manusia itu secara utuh, silahkan membaca sendiri naskah dari Allah swt. berupa al Quran dimaksud. Subhanallah -

See more at: http://www.imamsuprayogo.com/viewd_artikel.php?pg=112#sthash.Lq8zGBmG.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar